Selasa, 28 Februari 2012

Dialog Aku


Hanya sedang ingin berdialog dengan kemarahan

Di dentingan malam nan kelam,sebuah tragedy bersilouit di angan angan…
Ada sebuah kemunafikan besar terpapar diudara
Dimana kita seolah diwajibkan bermahkota kecantikan dengan berbagai atributya
Dengan gelang waktu besar dikejar target Mencari yang kaya dan yang berharta jutaan

Aku seperti sedang ditekan,
Yang biasa berbincang dengan saudara sehati tentang motivasi dan arti kehidupan,masa depan
Kini hanya didominasi tentang tampang dan tampilan
“kita harus dibingkai sebaik mungkin,yang ter-apik yang terbanyak diincar dan berteman”

Aku bahkan kasian dengan  hati,yang mulai aku bujuk untuk ikut pula bersandiwara
Tapi ia malah merajuk tak bergeming,
Lirih berbisik kembali memutar visi dan misi yang telah aku bangun,
Tentang prinsip hidup yang sudah dipelupuk mata


Yang aku tau mereka kan terkejut saat aku kembali menjadi diriku,
Yag memang tak pernah bisa diam
Yang paling sukar bersolek dan mencoba mensyukuri dan memperbaiki sewajarnya
Yang memang tak terlalu pandai memberikan isyarat “tidak”
Dan yang memang harus berkehidupan lebih normal

Aku memang hanya satu koma pendapat yang stagnan
Yang hanya akan disudutkan dan bukan apa apa dipandang mereka
Tapi aku masih menghormati mereka,memmbiarkan cara mereka menegakan HAK

Dan aku sedang tak berharap banyak kan mereka hormati,
Karena akulah yang kan menghormati diri,dan membiarkan rohku sendiri berjalan dinurani dan teori praktisi


“Lebih baik diasingkan dari pada menyerah pada kemunafikan” Soe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar