Ada sebuah perasaan terharu saat pandanganku terpaku. Berdiri
dipagar wahana permainan ayunan di dekat loby 7 MOI mencoba mengisi waktu
menunggu. Dua pasang kaki kecil tergantung dikursi membelakangiku. Satu pasang
lebih kecil dengan sepatu cat dan sepasang lagi bersepatu pink,kaka adik
fikirku menerka. Dan saat tombol otomatis dipencet oleh permpuan berseragam
hijau penjaga wahana terdengar suara menjerit dan menangis saat ayunan semakin
lama semakin tinggi. Sang ibu langsung masuk dan mencoba mendekati wahana dan
berusaha menghibur dan meyakinkan putra kecilnya yang ketakutan bahwa mereka
kan baik baik saja.
Ada kekhawatiran dan kecemasan dimata perempuan itu. tapi
tetap berusaha tenang dan tersenyum untuk tidak menambah takut perasaan putra
kecilnya. Tetap tenang dan tersenyum bahkan saat wahana berhenti dan sang anak
berlari mendekatinya,mencoba menanamkan fikiran positif dan menghapus air
matanya. Tetap tenang dan tersenyum.
Bukankah aku kelak kan menjadi seorang ibu? Seperti wanita
itu. yang kan menjadi naungan paling besar dan harus menjadi tempat terbaik
bagi anak anakku kelak seperti anak anak itu?. bukankah kelak aku kan menjadi
seorang ibu yang menjadi guru dan pula panutan bagi anak anakku?. Bahkan melakukan
hal yang sama seperti wanita itu mengajak anak anakku bersenang senang untuk
metoda pengenalan lingkungan.
Hati rasanya gemetar saat kulihat seorang lagi wanita muda
duduk didepan café mungil lumayan dekat denganku,sambil berbincang riang dengan
putra kecil yang duduk dikursi depannya sambil menunggu makanan pesanan datang.
Aku seperti kembali ditegurkan untuk
sadar kelak aku kan menjadi kunci akan kelurusan langkah putra putriku. Menjadi
wanita taktis yang bisa membagi waktu untuk mengurus suamiku kelak,menyiapkan
sarapan,makan siang,makan malam, bahkan selalu menyiapakan jajanan sehat yang menjadi
favorit suami dan anakku. Membereskan rumah,turut memilih sekolah terbaik buat
anakku dengan suamiku,bahkan dibalik kepadatan waktu itu akupun kan lebih bijak
pula jika mampu menyenangkan hati suami serta putra putriku dengan berlibur
seperti yang dilakukan wanita wanita disekitarku saat itu. dan yang terpenting
mengenalkan arti kehidupan
Seorang babysitter berjalan ogah ogahan mengikuti gadis
kescil berkuncir dua dengan tas kecilnya. Dengan gaya naklnya perempuan kecil
itu mengetuk ketukkan kaki kirinya dengan tangan kanan member tanda kepada
babysitternya untuk meminta kartu berlangganan untuk bermain diwahana mobil
mobilan. “tegakah nanti aku membiarkan anakku kan kehilangan tanganku yang
seharusnya menggandeng tangannya saat bermain,akaknkah aku sebodoh itu
membiarkan anakku lebih lama bermain dengan orang lain yang belum tentu ikhlas
menjadi pengganti sementaraku?”.
Beberapa hal kembali membantu menyadarkanku akhir akhir ini.
Saat aku berjalan pulang,banyak ibu ibu berkumpul dipinggir jalan,beberapa
menggendong balitannya. Mereka terlihat terbiasa berkumpul disana. Entah apa
yang sedang mereka bicarakan. Aku belajar dari beberapa perempuan disana. Ada yang
lembut dan terlihat baik hatinya,ada yang begitu ceria sampai begitu banyak
mengobrol. Dan beberapa bermata mencurigai atau mungkin aku yang terlalu
berfikir negatife. Papah pernah berkata padaku “ kelak kau kan menjadi seorang
istri dan ibu,maka jadilah wanita terbaik bagi suamimu,yang mampu
bemenyempurnakan kekurangannya dan kaupun terbuka disempurnakan olehnya dari
kekuranganmu. Dan kaukan menjadi peti atas suami dan anak anakmu,yang menjaga
segala kekurangan mereka,penyimpan rahasia sebaik baiknya. Dan kau tentu tau
semua perkataanmu akan kau pertanggung jawabkan natinya. Tentu bukan hakmu pula
membuka aib sesamamu”
Tuhan seperti sedang menegur serta perlahan mengajariku
untuk siap mejadi seorang ibu nantinya. Sosok yang mungkin kurang aku mengerti dalam
kehidupanku. Menjadi seorang wanita yang mulai aku sadari istimewanya. Yang kelak
kan menjadi ratu bagi istana kecilku,bukan hanya duduk menunggu pelayanku namun
aku yang kan melayani suami serta putra putriku,aku kan menjadi bagian besar
dihati suami dan anakku. Akulah yang
kelak kan bertanggung jawab atas kebahagiaan rumah tanggagu,suamiku,anak
anakku. Yang kan sangat bertanggung jawab dan berperan besar atas budi
kerti,keagamaan. Kesuksesan anak anakku.
Mengoreksi diri terjadi berhari hari setelah hari
itu,mencoba menata ulang semua yang telah berantakan dari sikap serta budiku. Mencoba
mencari sebuah kunci atas perasaan kosong yang teramat besar dihatiku. Memulai menyadari dan
mendukung diri untuklebih mempersiapkan lebih metang lagi untuk menjadi seorang
wanita yang sesungguhnya, yang kan menjadi seorang istri bagi suamiku,yang kan
menjadi ibu bagi anak anakku kelak. Kembali merenungi “Dibalik kesuksesan pria
ada wanita hebat dibelakangnya” . Terbangun dari kekosonganku dan kan terus
berusaha memperbaiki karena aku mulai sadar Betapa beruntungnya menjadi
seorang Wanita :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar