Minggu, 29 Januari 2012

Tentang Buku


Tentang Buku


Saat berbicara mengenai cinta buku aku  selalu teringat perpustakaan SD ku.  Perpustakaan  selalu terkunci,ditutup untuk umum dan tak pernah satupun kutemukan salah satu siswa berada didalamnya. Hanya sesekali kulihat Pak Sholeh seorang penjaga sekolah sekaligus guruku yang bisa masuk. Misterius fikirku.
 Hingga aku merinisiatif mengajak teman temanku untuk meminta izin Pak Sholeh supaya kami diizikan masuk dan membaca buku buku yang ada didalamnya. Beberapa teman sempat menolak,mungkin mereka sedikit bingung hendak berkata apa untuk merayu dan meyakinkan pak Sholeh. Akhirnya setelah meykinkan  beberapa temanku mau menemaniku menemui pak sholeh.
Menunggu pak Sholeh mendekati perpus itu tidak terlalu sulit,pengamanatanku pak Sholeh sering masuk kedalam dan tak jarang membawa sesuatu saat keluar. Dan sampailah pada saat aku mengawali pembujukan tanpa pengombalan tentunya.
“Pak boleh masuk ga?”
“wah jangan ya”
“ko ga boleh sih pak? Inikan perpustakaan,kata mamasku dia bisa pinjam buku diperpus sekolahnya.”
“iyaa,tapi kalau perpus ini dibuka anak anak jadi pada masuk kesini,jadinya berantakan,banyak buku serta barang barang sekolah rusak”
“wah saya janji deh ga akan macem macem didalam,janji ga bakal berantakin deh pak”
“beneran?tapi janji ya tika??jangan berantakin”
“janji Pak Sholeh J

Akhirnya aku dan beberapa temanku,tepatnya gengku bisa masuk kedalam sebuah perpustakaan,sebuah tempat yang aku selalu bayangkan dan impikan. Dan “WONDERFULL ,great!!! It is  so many books arounding me!”... aku bisa melihat deretan warna warni sampul buku dibeberapa rak buku dan aku  bisa memegangnya dengan catatan tanpa merusak posisi buku buku yang sudah tertata rapih. Aku terlalu antusias saat itu,mungkin pak Sholeh yang masih terus mengawasi kami mulai ketakutan melihat tingkahku yang loncat sana loncat sini,lari kesana lari kesini,ambil buku ini ambil buku itu,mirip ulet nangka mungkin membahayakan kerapihan perpus :D.
Aksi pembujukan kembali terjadi. Beberapa buku sudah aku ambil dan aku meminta dibolehkan meminjam beberapa buku itu untuk aku baca dirumah. “Tidak!” pak Sholeh mantap melarang untuk hal itu. beberapa alasan membuat pak sholeh enggan meminjamkan buku perpus . Rasa tanggung jawab kami yang masih kecil mungkin menjadi alasan terbesarnya,salah salah lupa mengembalikan kertas kertas buku bisa jadi kapal kapalan atau bungkus gorengan.
Aku memang susah digugurkan saat berjuang menginginkan sesuatu. Hingga sampai pada saatnya hati pak sholeh terbuka (terpaksa lebih tepatnya) mengizikan aku dan hanya satu atau dua temanku meminjam beberapa buku,dengan wanti wanti “Harus dikembalikan pada waktunya ya,jangan dirusak,diingat ingat ini buku perpustakaan,ada kerusakan dan telat pengembalian dikena denda” . Horrrreee aku bisa baca buku dan menyimak kisah seorang putri kerajaan jawa yang cantik jelita J

 Aku memang selalu malas membaca buku paket pelajaran sekolahku. Hanya membulak balik lembarannya satu satu untuk mencari gambarnya saja. Lucu dan ikut terbawa suasana rasanya saat melihat gambar anak anak bermain kelereng dibuku paket matematika,deretan permen semacam Sugus berderet yang membuatku ikut menghitung jumlahnya,ikan ikan lucu sederhana dan bunga bunga mungil yang membuatku mencoba untuk meniru bentuknya di buku catatanku.
Buku paket bahasa Indonesia dan PPKNku selalu lebih usam dari pada paket yang lainnya. Hati rasanya senang  saat kenaikan kelas dan ayah ibu membawakan buku buku paket pelajaran turunan kaka kakaku. “Wah ada cerita apa dibuku paket yang ini??” hahaa hanya beberapa hari atau minggu buku paket Bahasa Indonesia dan PPKNku habis terbaca,ya walau hanya pada halama halaman ceritanya,melewati teori intinya :D.
Buku bahasa Indonesia Sekolah Dasar  selalu memperbanyak cerita cerita pandek didalamnya untuk menarik minat baca anak anak. Timun mas,Sangkuriang,Malin Kundang,serta dongeng legenda lainnya,cerita pengalaman,biografi dan teks teks pajang yang bersifat naratif dan beralur selalu membuatku tak bosan bosannya membulak balik dan mengulang ulang cerita yang sudah dibaca. Paket PPKN selalu juga menarik minat bacaku. Bayangan tentang undang undang beserta pasal ayat, tata pemerintahan tentu jarang tercantum di buku paket PPKN sekolah dasar. Yang ada adalah cerita cerita dan gambaran hidup bermasyarakat untuk memasukan inti pelajaran moral seperti “kejujuran,tanggung jawab,musyawarah,tolong menolong dan lainnya”untuk lebih mudah masuk kedalam pengertian siswa. Yang mungkin membuatku sedikit tau tentang arti RT,kelurahan,pak Camat J.  Kecintaanku pada buku mungkin berawal dari hal kecil yang menyenangkan itu.

Oh iya mungkin dari hal dasar ini juga,dibuku buku paket selalu digambarkan anak perempuan dengan rambut panjang dengan dua kuncir atau digerai dengan jepit kecil terselip,bando lucu dan selalu menggunakan rok. Haha aku jadi berfikir untuk mencari cara untuk bisa seperti anak anak cantik dibuku paket itu,walaupun hanya ada celana celana dilemari pakeanku dan kenyataan rambutku yang selalu dipotong dengan gaya potongan rambut laki laki,dan tentu aku juga belajar memperbaiki tingkah kelaki lakianku untuk belajar lebih anggun,tenang walau pada kenyataannya susah meniru gambaran sifat anak perempuan yang selalu aku kagumi dibuku buku paket itu. itulah mengapa buku cerita juga begitu menarik perhatianku.  didalam sebuah buku cerita biasanya akan digambarkan seorang tokoh perempuan atau putri cantik dengan rambut panjang tergurai,selalu mengenakan rok dan gaun indah,dengan sifat halus nan anggunnya. Tokoh itu sedikit menuntunku untuk  menjadi seorang wanita .walau masih saja aku seperti diharamkan menggunakan rok … tak apa memang aku perlu diwaspadai saat menggunakan rok bisa bisa terbang kemana mana,atau mungkin akan ada laporan aku tak bisa turun dari pohon gara gara rambutku terlilit diranting pohon :D jujur saya merindukan kacir panjangku  J
Dirumah ayahku juga termasuk mengenalkanku dengan buku. Rak lemari buku yang penuh dengan tumpukan buku buku  membawa rasa penasaranku akan isinya. Bukan buku cerita seperti yang kupinjam dari perpustakaan SDku,bukan buku bergambar,tapi buku dengan selingan ayat ayat Al-Quran. Aku selalu tertarik melihat warna warni sampul buku tebal papah,mulailah aku selalu ikut merusak halaman halaman rapuh itu. Buku yang menakjupkan,menjawab kebutuhan rokhaniku,semakin mengenalkan Allah,dan semakin tau kenapa papah selalu mengajariku fikiran,lisan,laku yang baik.

Seiring menuanya detikan,buku semakin dalam mengajakku mengetahui semua keberagaman nafasnya. Bukan hanya sekedar dongeng dan cerita semata yang ingin buku tunjukan. Satu satu wajah alur kehidupan ditunjukannya. Ia menampakan diri lewat buku berjudul Dorr mengajakku berputar putar mencari makna dialog dialog drama dengan kelas tingginya. Aku bertemu perpustakaan SMP yang kaka ceritakan dan membuatku begitu ingin pindah dari sekolahku sebelumnya dan masuk kedalamnya. Jejeran buku tertata lebih banyak disana,bukan hanya aku dan teman tamanku yang disana,tanpa ada pembujukan,dan aku bisa membaca dan meminjam buku sepuasnya disana.
Penjaga perpustakaanku seperti terheran saat melihat buku yang aku pinjam,buku drama  Dorr itu membuat kening penjaga perpus berkerut dan seperti bertanya Tanya mengapa aku memilih buku itu. yang jelas mungkin ia meragukan aku bisa memahami buku drama yang hanya berisi dialog dialog kehidupan orang tua dan lika liku perpolitikan. Aku lupa siapa pengarangnya,setau Google Putu Wijaya pernah mengarang buku itu. Entahlah…
Terus berlanjut buku menuntun jiwaku,ada kedamaian saat kata perkata dengan sendirinya terangkai didalam otakku dan hatiku terus memahaminya. Jiwaku seolah menemukan lorong waktu lewat buku. Diantarkan dari satu tempat ketempat lainnya. Mengizinkanku mengenakan kebaya kuno dan baju none none belanda sebagai Siti Nurbaya sampai diizinkan menjadi seorang buta tuli bisu Hellen Keller. Dan yang selalu menakjubkanku saat buku menghantarku melihat peperangan yang dilakoni Nabi Muhammad,dizaman Jahiliah itu. bahkan buku mengenalkanku dengan puisi,sajak,prosa yang selalu mampu menggali isi tersesatnya perasaan dalam hatiku. Yang tak terduga pula adalah ketersediaan buku mendengarkan dan mau ikut meniti benang merah kehidupanku.

Iqra,bacalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar