Tentang Buku
Saat berbicara mengenai cinta buku
aku selalu teringat perpustakaan SD
ku. Perpustakaan selalu terkunci,ditutup untuk umum dan tak
pernah satupun kutemukan salah satu siswa berada didalamnya. Hanya sesekali
kulihat Pak Sholeh seorang penjaga sekolah sekaligus guruku yang bisa masuk.
Misterius fikirku.
Hingga aku merinisiatif mengajak teman temanku
untuk meminta izin Pak Sholeh supaya kami diizikan masuk dan membaca buku buku
yang ada didalamnya. Beberapa teman sempat menolak,mungkin mereka sedikit
bingung hendak berkata apa untuk merayu dan meyakinkan pak Sholeh. Akhirnya setelah
meykinkan beberapa temanku mau
menemaniku menemui pak sholeh.
Menunggu pak Sholeh mendekati
perpus itu tidak terlalu sulit,pengamanatanku pak Sholeh sering masuk kedalam
dan tak jarang membawa sesuatu saat keluar. Dan sampailah pada saat aku
mengawali pembujukan tanpa pengombalan tentunya.
“Pak
boleh masuk ga?”
“wah
jangan ya”
“ko
ga boleh sih pak? Inikan perpustakaan,kata mamasku dia bisa pinjam buku
diperpus sekolahnya.”
“iyaa,tapi
kalau perpus ini dibuka anak anak jadi pada masuk kesini,jadinya
berantakan,banyak buku serta barang barang sekolah rusak”
“wah
saya janji deh ga akan macem macem didalam,janji ga bakal berantakin deh pak”
“beneran?tapi
janji ya tika??jangan berantakin”
“janji
Pak Sholeh J”
Akhirnya aku dan beberapa
temanku,tepatnya gengku bisa masuk kedalam sebuah perpustakaan,sebuah tempat
yang aku selalu bayangkan dan impikan. Dan “WONDERFULL ,great!!! It is so many books arounding me!”... aku bisa
melihat deretan warna warni sampul buku dibeberapa rak buku dan aku bisa memegangnya dengan catatan tanpa merusak
posisi buku buku yang sudah tertata rapih. Aku terlalu antusias saat
itu,mungkin pak Sholeh yang masih terus mengawasi kami mulai ketakutan melihat
tingkahku yang loncat sana loncat sini,lari kesana lari kesini,ambil buku ini
ambil buku itu,mirip ulet nangka mungkin membahayakan kerapihan perpus :D.
Aksi pembujukan kembali terjadi.
Beberapa buku sudah aku ambil dan aku meminta dibolehkan meminjam beberapa buku
itu untuk aku baca dirumah. “Tidak!” pak Sholeh mantap melarang untuk hal itu.
beberapa alasan membuat pak sholeh enggan meminjamkan buku perpus . Rasa
tanggung jawab kami yang masih kecil mungkin menjadi alasan terbesarnya,salah
salah lupa mengembalikan kertas kertas buku bisa jadi kapal kapalan atau
bungkus gorengan.
Aku memang susah digugurkan saat
berjuang menginginkan sesuatu. Hingga sampai pada saatnya hati pak sholeh
terbuka (terpaksa lebih tepatnya) mengizikan aku dan hanya satu atau dua
temanku meminjam beberapa buku,dengan wanti wanti “Harus dikembalikan pada
waktunya ya,jangan dirusak,diingat ingat ini buku perpustakaan,ada kerusakan
dan telat pengembalian dikena denda” . Horrrreee aku bisa baca buku dan
menyimak kisah seorang putri kerajaan jawa yang cantik jelita J
Aku memang selalu malas membaca buku paket
pelajaran sekolahku. Hanya membulak balik lembarannya satu satu untuk mencari
gambarnya saja. Lucu dan ikut terbawa suasana rasanya saat melihat gambar anak
anak bermain kelereng dibuku paket matematika,deretan permen semacam Sugus
berderet yang membuatku ikut menghitung jumlahnya,ikan ikan lucu sederhana dan
bunga bunga mungil yang membuatku mencoba untuk meniru bentuknya di buku
catatanku.
Buku paket bahasa Indonesia dan
PPKNku selalu lebih usam dari pada paket yang lainnya. Hati rasanya senang saat kenaikan kelas dan ayah ibu membawakan
buku buku paket pelajaran turunan kaka kakaku. “Wah ada cerita apa dibuku paket
yang ini??” hahaa hanya beberapa hari atau minggu buku paket Bahasa Indonesia
dan PPKNku habis terbaca,ya walau hanya pada halama halaman ceritanya,melewati
teori intinya :D.
Buku bahasa Indonesia Sekolah
Dasar selalu memperbanyak cerita cerita
pandek didalamnya untuk menarik minat baca anak anak. Timun mas,Sangkuriang,Malin
Kundang,serta dongeng legenda lainnya,cerita pengalaman,biografi dan teks teks
pajang yang bersifat naratif dan beralur selalu membuatku tak bosan bosannya
membulak balik dan mengulang ulang cerita yang sudah dibaca. Paket PPKN selalu juga
menarik minat bacaku. Bayangan tentang undang undang beserta pasal ayat, tata
pemerintahan tentu jarang tercantum di buku paket PPKN sekolah dasar. Yang ada
adalah cerita cerita dan gambaran hidup bermasyarakat untuk memasukan inti
pelajaran moral seperti “kejujuran,tanggung jawab,musyawarah,tolong menolong
dan lainnya”untuk lebih mudah masuk kedalam pengertian siswa. Yang mungkin
membuatku sedikit tau tentang arti RT,kelurahan,pak Camat J. Kecintaanku pada buku mungkin berawal dari
hal kecil yang menyenangkan itu.
Oh iya mungkin dari hal dasar ini juga,dibuku buku paket selalu digambarkan anak perempuan dengan rambut panjang dengan dua kuncir atau digerai dengan jepit kecil terselip,bando lucu dan selalu menggunakan rok. Haha aku jadi berfikir untuk mencari cara untuk bisa seperti anak anak cantik dibuku paket itu,walaupun hanya ada celana celana dilemari pakeanku dan kenyataan rambutku yang selalu dipotong dengan gaya potongan rambut laki laki,dan tentu aku juga belajar memperbaiki tingkah kelaki lakianku untuk belajar lebih anggun,tenang walau pada kenyataannya susah meniru gambaran sifat anak perempuan yang selalu aku kagumi dibuku buku paket itu. itulah mengapa buku cerita juga begitu menarik perhatianku. didalam sebuah buku cerita biasanya akan digambarkan seorang tokoh perempuan atau putri cantik dengan rambut panjang tergurai,selalu mengenakan rok dan gaun indah,dengan sifat halus nan anggunnya. Tokoh itu sedikit menuntunku untuk menjadi seorang wanita .walau masih saja aku seperti diharamkan menggunakan rok … tak apa memang aku perlu diwaspadai saat menggunakan rok bisa bisa terbang kemana mana,atau mungkin akan ada laporan aku tak bisa turun dari pohon gara gara rambutku terlilit diranting pohon :D jujur saya merindukan kacir panjangku J
Dirumah ayahku juga termasuk
mengenalkanku dengan buku. Rak lemari buku yang penuh dengan tumpukan buku
buku membawa rasa penasaranku akan
isinya. Bukan buku cerita seperti yang kupinjam dari perpustakaan SDku,bukan
buku bergambar,tapi buku dengan selingan ayat ayat Al-Quran. Aku selalu
tertarik melihat warna warni sampul buku tebal papah,mulailah aku selalu ikut
merusak halaman halaman rapuh itu. Buku yang menakjupkan,menjawab kebutuhan
rokhaniku,semakin mengenalkan Allah,dan semakin tau kenapa papah selalu
mengajariku fikiran,lisan,laku yang baik.
Seiring menuanya detikan,buku
semakin dalam mengajakku mengetahui semua keberagaman nafasnya. Bukan hanya
sekedar dongeng dan cerita semata yang ingin buku tunjukan. Satu satu wajah
alur kehidupan ditunjukannya. Ia menampakan diri lewat buku berjudul Dorr mengajakku berputar putar mencari
makna dialog dialog drama dengan kelas tingginya. Aku bertemu perpustakaan SMP
yang kaka ceritakan dan membuatku begitu ingin pindah dari sekolahku sebelumnya
dan masuk kedalamnya. Jejeran buku tertata lebih banyak disana,bukan hanya aku
dan teman tamanku yang disana,tanpa ada pembujukan,dan aku bisa membaca dan
meminjam buku sepuasnya disana.
Penjaga perpustakaanku seperti
terheran saat melihat buku yang aku pinjam,buku drama Dorr
itu membuat kening penjaga perpus berkerut dan seperti bertanya Tanya mengapa
aku memilih buku itu. yang jelas mungkin ia meragukan aku bisa memahami buku
drama yang hanya berisi dialog dialog kehidupan orang tua dan lika liku
perpolitikan. Aku lupa siapa pengarangnya,setau Google Putu Wijaya pernah mengarang
buku itu. Entahlah…
Terus berlanjut buku menuntun
jiwaku,ada kedamaian saat kata perkata dengan sendirinya terangkai didalam
otakku dan hatiku terus memahaminya. Jiwaku seolah menemukan lorong waktu lewat
buku. Diantarkan dari satu tempat ketempat lainnya. Mengizinkanku mengenakan
kebaya kuno dan baju none none belanda sebagai Siti Nurbaya sampai diizinkan
menjadi seorang buta tuli bisu Hellen Keller. Dan yang selalu menakjubkanku
saat buku menghantarku melihat peperangan yang dilakoni Nabi Muhammad,dizaman
Jahiliah itu. bahkan buku mengenalkanku dengan puisi,sajak,prosa yang selalu
mampu menggali isi tersesatnya perasaan dalam hatiku. Yang tak terduga pula
adalah ketersediaan buku mendengarkan dan mau ikut meniti benang merah kehidupanku.
Iqra,bacalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar