Selasa, 31 Januari 2012

Selamat Ulang Tahun Lil Boy





Mungkin sedikit terlupa tepat saat kapan kulihat kaki kaki mungil menggantung berayun ayun diatas kursi kayu usang. Lesung pipi kecil turut membungkus wajah nan dmai bersama senyum tulus. “kapan?” ia menjawab itu saat kutanya “kapan mamah kepasar”. Tergelak rasanya mengingat saat ia permulaan berkembang.
        Ia selalu tak mau kalah dan irian. Belum terlalu kokoh sendi tulangnya menyongkong ia sudah berani berlari walau pada ppermulaannya trtatih tatih. Masih teringat bangga saat malaikat kecil mulai bergerak bebas. Ia mungkin sudah terlalu bosan trjatuh,terjerembab diatas kursi jalan. Terbata bata berkata dengan usia sekecil itupun ia tak pantang menyerah..
  
  Mungkin ia ingin segera menendang bola,segera mengayunkan kaki kirinya,bukan melempar bola lagi apalagi hanya mengejar. Bahkan terheran bidak catur pula tak ia hiraukan mendiamkan kaki kecilnya. Duduk manis sok dewasa dihadapan ayah atau kaka atau kakanya dengan satu tangan kanan dijangkut,mengerutkan alis meniru ayah dan berfikir keras mengalhkan.
    
Kini mulai besar,rambutnya tak lagi arang. Hanya saja jejak jahitan dikepala masih terlihat jelas bahkan dari kejauhan. Ah aku mulai menyesali kembali. Lupa memegang erat tangan kecilnya dan membiarkannya terlalu asyik melihat keramaian dan berlari hendak menyebrang dan darrrr!! Aku takut mengingatnya kembali.
    
Saat aku pulang,masih dia betah duduk diatas kursi kayu panjang,berayun sedikit lebih susah dengan kaki yang sudah memanjang dan serius mengerjakan tugas diakhir pecan,dengan pensil yang terus berayun ayunan kadang menempel di pelipis kadang di pipi tembamnya yang mulai tirus.
Bola masih menemani kesehariannya,sepatu bolanya berlumuran dan yang mengejutkan ia berkata kan mencuci bersih sepatunya sendiri,padahal aku pulang.

Senin, 30 Januari 2012

Jejak Malam



Jejaku terpapar dikediaman malam.
Disebuah naungan kelabu bulan,mungkin hanya kau yang kutrawang
Bukan layatan haru saat kau hanya menoleh sedetik dan menyiratkan selamat tinggal
Saat kau lambaikan kain putih atas keberbedaan kita
Dan hanya bertatap muram saat kau mulai menyongkong jalan

Satu satu lapisan akalku mungkin hampir mati,
Saat kutau begitu banyak terali yang terkepang semakin menjauhkan kita
Saat kumulai sadar tak mungkin disatukan dalam dua naungan antara putih dan hitam
sehingga kita selalu bertanya “mengapa harus kita yang dibeda?mengapa harus kamu yang berbeda,mengapa kita tak bisa senada sehingga serupa  biru langit dan lautan?”

Jejak malam tak susut menyayat nyayat perasaan,
Kembali menertawakan malam malam lalu saat kita mendiskusikan gambaran sholat dan sembahyang..
Kembali lagi melempar lempar frase impulsif menyedihkan nurani
Kembali dan kembali lagi mereka situasi angin malam yang serupa saat aku dan dia mulai berkenalan dan saling bercanda riang
Dimana aku bisa melihat hal yang sama dari matanya
Melempar lempar  fakta tolol mengenai toleransi,padahal  pada nyatanya tetap tak nyata
Menggaruk lagi detik detik penantian,lagi…..

Yah mungkin kau perlu karakter sejenis untuk kau sematkan kisah seperti ini,jangan aku lagi

Jejak malam,
Aku ingin kau segera mencabut hukuman ini,
Tetaplah datang tapi melangkahlah dengan hujan deras dan angin keras berputar .
Hingga kan digugurkan satu dua dan seterusnya getir getir rasa
Hingga kan dipadamkan saluran semangat dari motivasinya
Dan kan terjadi musim semi di kota tua yang sama
Tanpa perbedaan,tanpa konflik terlalu berkepanjangan dan sia sia
,dengan tokoh aku dan pria lain..
Sehingga nanti kau boleh berjejak kembali,mengusik malamku dan melengking bersama bulan sepuasmu…..

Minggu, 29 Januari 2012

Tentang Buku


Tentang Buku


Saat berbicara mengenai cinta buku aku  selalu teringat perpustakaan SD ku.  Perpustakaan  selalu terkunci,ditutup untuk umum dan tak pernah satupun kutemukan salah satu siswa berada didalamnya. Hanya sesekali kulihat Pak Sholeh seorang penjaga sekolah sekaligus guruku yang bisa masuk. Misterius fikirku.
 Hingga aku merinisiatif mengajak teman temanku untuk meminta izin Pak Sholeh supaya kami diizikan masuk dan membaca buku buku yang ada didalamnya. Beberapa teman sempat menolak,mungkin mereka sedikit bingung hendak berkata apa untuk merayu dan meyakinkan pak Sholeh. Akhirnya setelah meykinkan  beberapa temanku mau menemaniku menemui pak sholeh.
Menunggu pak Sholeh mendekati perpus itu tidak terlalu sulit,pengamanatanku pak Sholeh sering masuk kedalam dan tak jarang membawa sesuatu saat keluar. Dan sampailah pada saat aku mengawali pembujukan tanpa pengombalan tentunya.
“Pak boleh masuk ga?”
“wah jangan ya”
“ko ga boleh sih pak? Inikan perpustakaan,kata mamasku dia bisa pinjam buku diperpus sekolahnya.”
“iyaa,tapi kalau perpus ini dibuka anak anak jadi pada masuk kesini,jadinya berantakan,banyak buku serta barang barang sekolah rusak”
“wah saya janji deh ga akan macem macem didalam,janji ga bakal berantakin deh pak”
“beneran?tapi janji ya tika??jangan berantakin”
“janji Pak Sholeh J

Akhirnya aku dan beberapa temanku,tepatnya gengku bisa masuk kedalam sebuah perpustakaan,sebuah tempat yang aku selalu bayangkan dan impikan. Dan “WONDERFULL ,great!!! It is  so many books arounding me!”... aku bisa melihat deretan warna warni sampul buku dibeberapa rak buku dan aku  bisa memegangnya dengan catatan tanpa merusak posisi buku buku yang sudah tertata rapih. Aku terlalu antusias saat itu,mungkin pak Sholeh yang masih terus mengawasi kami mulai ketakutan melihat tingkahku yang loncat sana loncat sini,lari kesana lari kesini,ambil buku ini ambil buku itu,mirip ulet nangka mungkin membahayakan kerapihan perpus :D.
Aksi pembujukan kembali terjadi. Beberapa buku sudah aku ambil dan aku meminta dibolehkan meminjam beberapa buku itu untuk aku baca dirumah. “Tidak!” pak Sholeh mantap melarang untuk hal itu. beberapa alasan membuat pak sholeh enggan meminjamkan buku perpus . Rasa tanggung jawab kami yang masih kecil mungkin menjadi alasan terbesarnya,salah salah lupa mengembalikan kertas kertas buku bisa jadi kapal kapalan atau bungkus gorengan.
Aku memang susah digugurkan saat berjuang menginginkan sesuatu. Hingga sampai pada saatnya hati pak sholeh terbuka (terpaksa lebih tepatnya) mengizikan aku dan hanya satu atau dua temanku meminjam beberapa buku,dengan wanti wanti “Harus dikembalikan pada waktunya ya,jangan dirusak,diingat ingat ini buku perpustakaan,ada kerusakan dan telat pengembalian dikena denda” . Horrrreee aku bisa baca buku dan menyimak kisah seorang putri kerajaan jawa yang cantik jelita J

 Aku memang selalu malas membaca buku paket pelajaran sekolahku. Hanya membulak balik lembarannya satu satu untuk mencari gambarnya saja. Lucu dan ikut terbawa suasana rasanya saat melihat gambar anak anak bermain kelereng dibuku paket matematika,deretan permen semacam Sugus berderet yang membuatku ikut menghitung jumlahnya,ikan ikan lucu sederhana dan bunga bunga mungil yang membuatku mencoba untuk meniru bentuknya di buku catatanku.
Buku paket bahasa Indonesia dan PPKNku selalu lebih usam dari pada paket yang lainnya. Hati rasanya senang  saat kenaikan kelas dan ayah ibu membawakan buku buku paket pelajaran turunan kaka kakaku. “Wah ada cerita apa dibuku paket yang ini??” hahaa hanya beberapa hari atau minggu buku paket Bahasa Indonesia dan PPKNku habis terbaca,ya walau hanya pada halama halaman ceritanya,melewati teori intinya :D.
Buku bahasa Indonesia Sekolah Dasar  selalu memperbanyak cerita cerita pandek didalamnya untuk menarik minat baca anak anak. Timun mas,Sangkuriang,Malin Kundang,serta dongeng legenda lainnya,cerita pengalaman,biografi dan teks teks pajang yang bersifat naratif dan beralur selalu membuatku tak bosan bosannya membulak balik dan mengulang ulang cerita yang sudah dibaca. Paket PPKN selalu juga menarik minat bacaku. Bayangan tentang undang undang beserta pasal ayat, tata pemerintahan tentu jarang tercantum di buku paket PPKN sekolah dasar. Yang ada adalah cerita cerita dan gambaran hidup bermasyarakat untuk memasukan inti pelajaran moral seperti “kejujuran,tanggung jawab,musyawarah,tolong menolong dan lainnya”untuk lebih mudah masuk kedalam pengertian siswa. Yang mungkin membuatku sedikit tau tentang arti RT,kelurahan,pak Camat J.  Kecintaanku pada buku mungkin berawal dari hal kecil yang menyenangkan itu.

Senin, 16 Januari 2012

Mayat



Maka,
Saat hati benar telah dibuta
Hanya kabut terawang-awang,
hanya kunang berberang-berang,
hanya oase belaka yang tak tersadarkan,
Iyakah aku bisa dibilang setegar karang?
Nyata-nyata aku seperti mayat berjalan
Menggendong lautan dipundak 
hingga bungkukanku kian mengajarkanku ketidak berartian.

Dan maka,
Pabila rautku bersanjung nampak bak taburan bintang
berbinar binar terang dan tenang,
bersketsakan waktu keemasan.
Bahkan seolah menggenggam dimensi keabadian...
Nyatakah kalian menerawangku?!

Aku mayat..
Mayat disisni.....
bukan dawaian kekokohan yang tercermin
yang anti bodoh anti mati
..

dan aku... mayat...mayat
Yang menghalau keoptimisan,
yang mulai lupa Tuhan!
dan hanya tinggal Mayat..
hanya tinggal jasad.


Posting perdana

Jadi juga blog perdanaku. Setelah bergelut mencari cara untuk bisa mempublikasikan tulisan-tulisanku yang sepertinya hanya mampir dilembaran lambaran buku dan ide-ide yang kabur tanpa hasil nyata,akhirnya blog menjadi wahana yang aku pilih untuk bertempur mengkongritkan semua ide ide cerita yang selalu melintas dalam anganku. Sebelum pertempuran yang ditargetkan belum terwujud dan masih dalam proses.

Semoga rangkaian alur ide berupa kalimat-kalimat,adegan-adegan,dialog-dialog bahkan kejadian-kejadian yang muncul seketika diotaku bisa lebih terstruktur dan terwujud cerita diblog ini.

Benang merah,menjadi nama blog pilihanku terkait dengan warna kesukaanku merah yang menjadi garis jalan cerita(benang merah) dalam kehidupanku,sengaja dan tanpa disengaja.Mungkin beberapa orang sudah membaca buku karya Fira Basuki "Biru" yang pada intinya(benang merahnya) bercerita mengenai potongan kisah yang berkaitan dengan kata biru dari beberapa tokoh yang menjadi tokoh utama sepanjang alur buku itu. Keambiguan kata biru dimanfaatkan Fira Basuki untuk membagi masing masing benang merah tokoh sehingga semua potongan kisah berbenang merah(bertema) biru.

Dari sana aku terinspirasi mengangkat "Merah" disertai kata "benang" didepannya sehingga menjadi frase yang bermakna "Inti/tema/ide cerita" (maaf jadi seperti sedang membahas pelajaran bahasa indonesia :) untuk menjadi nama blogku ini . Dan karena hampir setiap orang akan bertanya "apa intinya?" pada setiap perbincangan yang terjadi,diucapkan maupun tidak diucapkan . Dan didalam otak kita akan selalu berputar satu kata dominan Jadi yang merupakan perwujudan kata pengantar kesimpulan yang memperingkas begitu banyaknya kata untuk menemukan Benang Merah dari rangkaian cerita yang dialami diri kita sendiri. Semakin yakinlah aku memilih Benang Merah untuk menjadi Benang Merah dan penyatu tulisan tulisanku(maaf membingungkan).

Sadarkah, kita adalah pemain utama dalam sebuah karya besar kehidupan? dan sadarkah kita, setiap manusia mempunyai ide cerita/benang merah yang berbeda beda dan luar biasa?. Dan mungkin setelah kita merenung dan berfikir sejenak akan hal itu,kita akan sadar takdir selalu menjadi bayangan kita,tapi lampu bisa menjadi nasib kita. (nanti saya ulas maksud kalimat itu dalam postingku berikutnya :)

Cukup untuk kata pengantarnya,semoga Benang Merah yang nantinya aku isi dengan cerpen,puisi dan tulisan tulisan(beberapa karya orang orang terdekatku) serta informasi informasi lainnya dapat bermanfaat dan berguna.

Sekian.....
Words is our World.
Terimakasih Tuhan,terimakasih semuanya .....

Jangan ragu memulai,jangan menunduk lesu saat melangkah,jangan takut saat ditikam :D